Apa kabar senja? Masihkah warnamu hitam dan oranye seperti saat pertama kali aku mengenalmu. Senja disabtu ini, dikota ini, kurasakan berbeda. Ada semacam sembilu, yang terbias tak terkontrol. Aku hanya bisa terdiam, tak mampu menyambut hadirmu dan mengaitkan jari-jari ini seperti dulu. Kutemukan diantara
yang lain segudang harapan dan juga kebebasan mimpi, kutemukan dirimu terbatas dan terpaku tanpa ekspresi. Dunia ini datar! Tapi tahukah kamu, aku selalu mencoba bahagia dengan berkecukupan hati dipenjara semumu. Senjamu dikota ini, bayangan gedung pencakar langit yang kaku, dingin, dan getir. Namun masih ada seberkas cahaya lampu yang tersisa. Ia menunggu dengan setia hingga akhirnya yang ada menjadi tak ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar