Aku
berjalan melewati parkiran gedung Hama Penyakit Tanaman, lagi-lagi rasa muak
itu selalu muncul ketika kepala ini menoleh ke sebelah kiri gedung dimana nursery tak terawat dan kotor seperti
gudang.
“Kampus
sampah!” batin ini mencibir kampusku sendiri. Siapa peduli?
Pandanganku
kembali lurus ke depan dan langkahku terhenti saat mengetahui sosokmu dari arah
berlawanan. Saling tersenyum, saling menyapa dan saling berjabatan tangan.
Hangat.
“Halo,
selamat siang sekretaris departemenku yang paling cantik.” Pujian yang selalu
mampir untukku setiap harinya.
“Hai,
kau juga tampak segar dan sexy dengan
potongan rambut pendekmu dan sedikit make up hasil daganganmu itu.” Meringis
dan sedikit blak-blakan berkomentar.
Tiba-tiba,
ya dengan sangat mendadak kau bersimpuh dihadapanku. Aku terkejut, tak berpikir
panjang kau akan tersinggung dengan perkataanku. Aku mendengar kau berbisik
ditelingaku dengan amat lirih.
“Aku
ingin sedikit berbagi cerita denganmu.” Aku sudah tak tahan terhadap semuanya
ini.” Kau menitikkan air mata dan mukamu merah jambu.
“Iya
Kadek, apakah ini tentang Muhammad?” Sudah bisa kutebak, cinta melulu.
“Dia
sudah berdua dengan mantan kekasihnya yang berada di Bogor. Kenapa wanita itu harus
invite Bbmku? Menunjukkan kemesraan
mereka berdua. Aku tahu, kita memang tak bisa bersama karena perbedaan
keyakinan kami. Tapi kenapa, disaat aku benar-benar membutuhkan semangat untuk
berbagai tanggungjawab sebagai petinggi kepanitiaan ospek jurusan. Dia seolah
mulai menjauh, ia mengganti nomor Hpnya tanpa memberitahuku dan lainnya.
Membatasi komunikasi. Apa arti pelukan semalam? Ia memintaku untuk move on darinya, namun masih mengulurkan
kedua tangan dan pundak. Berbagi beban. Dia JAHAT!” Kadek mencerocos dan
menumpahkan rasa sakit yang ia pendam. Pekat ingus dan hujan dari pupil keluar,
aku mencoba mengelapnya dan mendekapnya erat, mengelus rambut dan pundakknya.
Empati.
“Aku
yakin kamu mampu, setelah pertentangan kuat diantara keyakinan kalian berdua
yang menharuskan PERPISAHAN.” Aku menghela napas panjang. Ya, ini masalah
sensitif tentang keyakinan.
“Iya
aku mengerti, dia pernah berkata padaku bahwa dia adalah muslim yang paling
tidak taat diantaranya. Itu pelanggaran. Kenapa Tuhan membuat kami saling jatuh
cinta jika akhirnya kami dipisahkan?” Adilkah?”
“Bagiku
cinta beda agama itu ADIL. Adil bagi
agama dan tidak adil bagi manusia.” komentarku