Kamis, 25 Juli 2013

Adil BagiNya



Aku berjalan melewati parkiran gedung Hama Penyakit Tanaman, lagi-lagi rasa muak itu selalu muncul ketika kepala ini menoleh ke sebelah kiri gedung dimana nursery tak terawat dan kotor seperti gudang.
“Kampus sampah!” batin ini mencibir kampusku sendiri. Siapa peduli?
Pandanganku kembali lurus ke depan dan langkahku terhenti saat mengetahui sosokmu dari arah berlawanan. Saling tersenyum, saling menyapa dan saling berjabatan tangan. Hangat.
“Halo, selamat siang sekretaris departemenku yang paling cantik.” Pujian yang selalu mampir untukku setiap harinya.
“Hai, kau juga tampak segar dan sexy dengan potongan rambut pendekmu dan sedikit make up hasil daganganmu itu.” Meringis dan sedikit blak-blakan berkomentar.
Tiba-tiba, ya dengan sangat mendadak kau bersimpuh dihadapanku. Aku terkejut, tak berpikir panjang kau akan tersinggung dengan perkataanku. Aku mendengar kau berbisik ditelingaku dengan amat lirih.
“Aku ingin sedikit berbagi cerita denganmu.” Aku sudah tak tahan terhadap semuanya ini.” Kau menitikkan air mata dan mukamu merah jambu.
“Iya Kadek, apakah ini tentang Muhammad?” Sudah bisa kutebak, cinta melulu.
“Dia sudah berdua dengan mantan kekasihnya yang berada di Bogor. Kenapa wanita itu harus invite Bbmku? Menunjukkan kemesraan mereka berdua. Aku tahu, kita memang tak bisa bersama karena perbedaan keyakinan kami. Tapi kenapa, disaat aku benar-benar membutuhkan semangat untuk berbagai tanggungjawab sebagai petinggi kepanitiaan ospek jurusan. Dia seolah mulai menjauh, ia mengganti nomor Hpnya tanpa memberitahuku dan lainnya. Membatasi komunikasi. Apa arti pelukan semalam? Ia memintaku untuk move on darinya, namun masih mengulurkan kedua tangan dan pundak. Berbagi beban. Dia JAHAT!” Kadek mencerocos dan menumpahkan rasa sakit yang ia pendam. Pekat ingus dan hujan dari pupil keluar, aku mencoba mengelapnya dan mendekapnya erat, mengelus rambut dan pundakknya. Empati.
“Aku yakin kamu mampu, setelah pertentangan kuat diantara keyakinan kalian berdua yang menharuskan PERPISAHAN.” Aku menghela napas panjang. Ya, ini masalah sensitif tentang keyakinan.
“Iya aku mengerti, dia pernah berkata padaku bahwa dia adalah muslim yang paling tidak taat diantaranya. Itu pelanggaran. Kenapa Tuhan membuat kami saling jatuh cinta jika akhirnya kami dipisahkan?” Adilkah?”
“Bagiku cinta beda agama itu ADIL. Adil  bagi agama dan tidak adil bagi manusia.” komentarku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar