Aku agak rikuh di malam itu, bertemu dan menjabat tangan mereka. Teman-teman aktivismu. Masih ku ingat kita berempat duduk bersama dibangku bambu yang soak di sana-sini, dibawah pohon kersen. Namun hal itu tak mengusikku, segar udara malam. Nyaman.
“Hai Tata.” Kuberikan ia seulas
senyuman dan jabatan hangat. Aku menyukai gadis ini, saat pertama kali bertemu.
Pejuang. Itu kesan pertamaku tentangnya.
“Hallo Mas... Ayra.” Aku
memperkenalkan diri kepada kekasih Tata.
Aku, kamu dan mereka berdua.
Berbicara sejenak mengenai proyek yang tengah kita kerjakan dan sedikit juga
membicarakan gadismu. Karena Tata tahu, aku dan gadismu bersahabat baik. Mungkin mereka agak sedikit bingung, mengenai hubungan kita bertiga sebenarnya? Entahlah?
Akhirnya kau tarik aku, menjauhi
mereka dan memesan dua porsi nasi goreng di warung sebelah. Aku mengeluarkan
atribut skecth book dan spidol warna-warni untuk proyek kita. Lalu
memperhatikanmu salah memesan menuku. Membuat bibirku sedikit manyun.
“Kan sudah ku bilang, aku nasi
goreng tanpa saos, kecap aja dan sayuran agak banyak!” Protesku
“Tolong Ayra, jangan banyak mengeluh.”
Aku sedang pusing!” Bentakan khasnya dengan nada rendah, memohon, yang selalu
berhasil membuatku takut.
“Iya... Iya...” Cepat apa yang
akan kau ceritakan tentang gadismu?”
“Ini rahasia, cukup aku dan kamu
yang tahu. Kemarin dia bercerita setelah aku desak. Laki-laki berhati malaikat
pilihannya telah menyentuhnya. Bagian tubuh itu Ayra dan aku tak menyangka.
Itulah sebabnya aku tak mempercayainya, dia pintar mengolah kata dan seolah aku
yang meninggalkannya.”
Aku terkejut dan diam, tak
mempercayai semua ini. Aku tahu perasaanmu dan kau juga menyebut laki-laki itu
berhati malaikat, seperti yang gadismu ungkapkan. Mungkin kau mencoba tegar, tapi aku tahu hatimu hancur berkeping-keping.
Gadis yang baik hati, ceria dan
penuh semangat itu. Gadismu pernah bercerita kepadaku mengenai laki-laki itu,
dia tampan dan sangat baik. Gadismu menyebutnya berhati malaikat, tidak
sepertimu yang tempramental. Kalau soal watakmu, aku sangat sepakat dengannya. Waktu
itu, gadismu sempat bergunjing tentangmu, dimana kamu menjelekkanku. Aku
tersinggung dan terbakar hasutan itu. Lalu, aku sebagai sahabat memberinya saran untuk lebih memilih
laki-laki itu daripada kamu. Ya, sesuai dengan apa yang diceritakannya. (Dia)
berhati malaikat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar